Thursday, December 31, 2015

Selamat Natal 2015 dan Tahun Baru 2016

Hari ini hari ketujuh Natal dan aku baru sempat menuliskan posting Natal. Nanti akan berganti tahun dan besok akan ganti tanggalan. Semoga aku menjadi manusia baru, tanpa resolusi tahun baru yang tidak kulaksanakan. Oleh karena itu kuucapkan:

Selamat Natal dan Tahun Baru!
Frohe Weihnachten und Guten Rutsch ins neue Jahr!
Feliz Navidad, próspero año y felicidad!
Merry Christmas and Happy New Year!

***

Seperti biasa, aku berkomitmen menulis pesan Natal setiap tahun. Tahun ini, aku ingin bersyukur karena bisa mengalami undangan kumpul-kumpul Natal di berbagai lokasi di Oldenburg dan Bremen. Ada lingkar sosial baru di Oldenburg yang mengajakku bernatalan bersama.

Di Oldenburg, seperti biasa, aku menghadiri Weihnachtsfeier (makan-makan Natal), bersama rekan kerja di TGM Jade Hochschule Oldenburg (baca Catatan Doktoral Berdarah, 11 Desember 2015). Seperti biasa, kami pergi ke Lamberti Markt di pusat kota untuk meminum satu atau dua gelas Glühwein. Kemudian kami pergi menuju tempat makan. Ada dekan yang membaca puisi. Obrolan di meja makan adalah seputar Star Wars. Saat itu, ada premiere Star Wars: The Force Awakens di Bremen dan aku pulang "nebeng" kawan yang ingin nonton ini.

Demi acara di atas, aku tidak mengikuti cemilan Natal bersama rekan kursus Bahasa Spanyol. Aku harus memilih undangan mana yang perlu kuikuti. Kuhadiri yang aku sudah daftar duluan.

Kuikuti pula Weihnachtsfeier bersama international PhD student Uni Oldenburg, dan ternyata aku makan menu yang sama dengan Natal tahun sebelumnya (baca Catatan Doktoral Berdarah, 2 Desember 2015). Yang hadir 20 orang lebih. Sepertinya mahasiswa-mahasiswi doktoral semakin banyak. Dalam galau, aku tak tahu apakah ini makan-makan Natal terakhir bersama kawan-kawan ini. Tahun 2016, aku masih belum tahu bagaimana keberlangsungan studi doktoral yang kudalami.

Karena aku telah mendaftar Weihnachtsessen (makan-makan Natal) bersama KHG Oldenburg, aku menghadiri acara ini. Gedungnya sudah selesai direnovasi, jadinya aku salah masuk gedung. Aku kira acara masih di asrama mahasiswa, seperti masa-masa renovasi, ternyata sudah kembali ke gedung KHG. Obrolan Natal seputar jokes-jokes tentang gereja Katolik. Ada hal yang menarik pada suatu obrolan tentang Trinitas, yaitu konsep trinitas ini adalah suatu doktrin Gereja, bukan sesuatu yang perlu dimengerti. Jadi sebagai orang Kristen, cukup menerima doktrin ini, tanpa perlu tahu bagaimana dan mengapa. Nasihat yang cocok buatku yang kritis. Aku betul-betul tak mengerti konsep Trinitas: Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Namun aku tetap hadir ke Gereja Katolik dan gereja-gereja lainnya yang menggunakan doktrin ini. Aku cukup puas dengan spiritualisme Kristen tanpa perlu mengerti doktrin-doktrin rumit yang kalau semakin dipikirkan malah bikin meragukan agamaku. Oh, ya, jokes saat itu adalah "bagaimana bentuk rahim Roh Kudus?" atau "bagaimana bentuk uterus Roh Kudus?".

Tahun ini, untuk pertama kali, kuikuti Neuropsychologie Weihnachtfeier, bersama grup Pembimbing II. Sebelum acara ini, ada training di grup ini tentang cara membuat spatial filter. Jadi semua orang dari training, langsung pergi ke rumah Pembimbing II. Sedangkan aku sibuk mengopi data dari komputer Uni Bremen ke laptop pribadi. Kemudian aku belanja cemilan lalu pergi naik sepeda ke rumah tujuan. Ternyata aku tersesat. Ketika gelap, rumah-rumah di Oldenburg bentuknya mirip dan belokannya aneh. Akhirnya aku pun sampai juga ke sana. Suasananya hangat. Banyak mahasiswi thesis yang hadir. Juga mahasiswa-mahasiswi doktoral serta para peneliti post-doc, beserta keluarga mereka. Aku masih sungkan dan malu-malu dengan grup Pembimbing II. Aku belum begitu akrab. Obrolan di sana, seputar Star Wars, musik, dan keluarga.

Alasanku mengopi data tersebut ialah aku berencana selama liburan Natal dan Tahun Baru, aku bisa mengolah data di rumah. Tapi ternyata rencana tak kesampaian. Liburan hendaknya untuk berlibur. Aku hanya sempat mencoba sedikit script MATLAB, tapi akhirnya malah sibuk menonton Kartika Yudha (Star Wars), episode 1 s.d. 6., ditambah film-film 2015 yang tidak sempat kutonton di bioskop.

Aku juga mencoba mengikuti acara Weihnachtsbasteln (prakarya Natal), bersama PhD Student internasional Uni Oldenburg (baca Catatan Doktoral Berdarah, 2 Desember 2015). Tahun sebelumnya, aku tak mengikuti ini. Kali ini, aku ingin merasakan bagaimana membuat hiasan Natal dan membungkus kado. Berhubung aku tidak terlalu kreatif, aku hanya membuat satu hiasan botol dan satu kartu Natal. Sisanya aku mengobrol dan menjadi DJ untuk memilih musik Natal.

Ada beberapa kegiatan Natal di Oldenburg yang tidak kuikuti: Weihnachtsfeier bersama mahasiswa-mahasiswi TGM Jade HS Oldenburg, juga bersama mahasiswa/i Psikologi Uni Oldenburg, dan menghias pohon Natal bersama graduate school.

***

Di Bremen, seperti biasa aku mengikuti Natal bersama Perki Bremen (baca Catatan Doktoral Berdarah, 11 Desember 2015). Kebaktian yang aneh dan tidak terlalu cocok untukku. Aku mengharapkan Natal yang bersuasana kekeluargaan dan hangat seperti lagu Silent Night. Akan tetapi, pendeta yang hadir membawa kotbah yang lebih mirip propaganda dan penuh jargon, tapi tidak ada tuahnya. Mungkin hal ini cocok dengan umat di gereja mereka. Urutan lagu dalam ibadah juga terasa aneh. Tapi bisa dimaklumi, karena mungkin aku masih dalam suasana Advent sedangkan panitia sudah merasa Natal. Seorang Katolik tidak akan menyanyikan Gloria sebelum bayi Yesus lahir. Juga Silent Night dinyanyikan pada bagian akhir ibadah.

Usai ibadah, ada perayaan Natal berupa festival of light. Ruangan dibuat gelap dan ada permainan cahaya lampu, dalam teatrikal kelahiran bayi Yesus. Kemudian dilanjutkan dengan koor dan musik yang dibawakan oleh mereka yang sudah daftar.

Sebelum acara Natal bersama Perki Bremen, aku menonton paduan suara GCC Bremen (baca Catatan Doktoral Berdarah, 11 Desember 2015). Baru kali ini, aku mengikuti acara ini dari awal hingga akhir. Aku baru tahu kalau di awal acara ada kotbah. Aku merasa kalau ini fair. GCC butuh tempat acara menyanyi. Penyedia tempat ingin mendakwahi hadirin. Jadinya kepentingan keduanya bisa terlaksana dalam acara ini. Aku pun tertidur saat kotbah. Beberapa lagu dibawakan dengan cara yang kusuka, hingga cocok dengan kupingku. Ada satu lagu yang menggunakan kata "Ding Dong", yang kurang mantap karena tidak sinkron antara penyanyi koor. Usai konser, ada makan-makan soto. Lumayan, aku dapat soto. Aku juga dapat undangan makan-makan Natal lagi.

Malam Natal, aku mengikuti Misa di St. Johann, Bremen. Kemudian aku mengikuti acara makan-makan Natal di Pfarrheim untuk pertama kali, selama di Bremen. Hadir beberapa orang tua di Bremen. Ada beberapa kursi kosong yang seharusnya untuk refugee/pengungsi. Akan tetapi, mereka pindah ke lokasi lain di Bremen. Hanya ada satu pengungsi dari Nigeria dan anaknya, yang bergabung di acara ini. Walau aku sudah menambah berkali-kali, tetap ada sisa makanan. Usai makan, ada nyanyi bersama di seputar pohon Natal.



Pulangnya gerimis. Aku pun teringat 20 tahun lalu, ketika aku menanti seorang wanita di bawah gerimis Natal. Wanita itu tidak datang. Yang hadir adalah seorang kawan dan dia memberiku kue untuk menghiburku. Kini aku terharu, karena aku bisa merasakan gerimis usai kebersamaan dengan kenalan baru di St. Johann. Rasa yang mirip ketika kawanku hadir menemaniku dan memberiku kue, 20 tahun yang lalu.



Hari Natal masih gerimis. Katanya Natal ini ada bulan purnama. Sayang sekali, aku tak bisa melihat purnama tersebut. Aku hanya melihat bulan tak purnama sempurna, hari sebelum dan sesudahnya.

Hari kedua Natal, aku mengikuti undangan makan-makan Natal bersama satu keluarga Indonesia, yang lokasi rumahnya serasa ujung dunia. Satu kelompok kecil mahasiswa hadir. Aku mudah mengobrol di grup kecil daripada besar. Aku banyak mendengar info mengenai beberapa kegiatan orang Indonesia tahun depan. Aku pun membawa pulang daging kalkun yang cukup banyak dan cukup untuk 5 hari.

***

Tiada pesan Natal yang bertuah di tahun ini. Aku hanya ingin bersyukur atas segenap kehangatan Natal bersama kenalan lama dan baru, baik di Bremen maupun Oldenburg. Dengan undangan yang ada, aku pun terlena dan terlupa untuk mengucap selamat Natal via telepon kepada kawan-kawan yang selalu dekat di hatiku. Aku pun hanya bisa memberi pesan singkat di grup Whatsapp, dan tiada kesan yang personal dan mendalam. Aku memohon ampun karena kurang menghayati Natal secara personal dengan kawan-kawanku. Mungkin aku keracunan deadline Desember dan kekuatiran akan pekerjaan tahun depan dan mungkin juga aku semakin egois dan ingin menyendiri supaya tidak terlalu banyak ditanya-tanya tentang status pekerjaan dan cinta.

Semoga kehangatan Natal bersama kawan-kawan juga bisa kurasakan bersama keluarga di tahun-tahun berikutnya.

***

Tulisan Natal yang lalu
Menghitung berapa Natal yang kulalui di Jerman.

***

Hari keempat Natal, akhirnya aku nonton Star Wars: The Force Awakens. Aku bertemu dengan satu profesor TGM Jade HS Oldenburg. Dia telah menonton versi bahasa Jerman dan kemudian nonton versi bahasa Inggris di waktu yang sama denganku. Kalau ada Ben Stiller, mungkin judul Star Wars bisa jadi Meet The Skywalkers. Konflik keluarga inilah yang menghiasi Kartika Yudha di galaksi nun jauh ini. Salah satu alasan aku lupa mengirim pesan Natal kepada kawan-kawan adalah maraton Star Wars episode 1 s.d. 6, demi persiapan nonton ke-7. Maafkan aku kawan-kawan, semua!

May The Force be with you!
Selamat Natal dan Tahun Baru!


Bremen, 31 Desember 2015

iscab.saptocondro


No comments:

Post a Comment